Minggu, 21 Juni 2009

SEMAKIN MARAKNYA PERAMBAHAN HUTAN


Kepri/SNP : Akhir tahun 2006 baik dari media cetak maupun media elektronik memberitakan banyak kejadian bencana alam termasuk banjir dan tanah longsor. Hampir seluruh lapisan bumi ini khususnya Negara kita sendiri (Indonesia) bencana itu telah banyak memakan korban baik dari kalangan orang dewasa maupun anak balita. Bencana ini memang tidak bisa dihindari tapi paling tidak bisa diperkecil, karena bencana alam banjir dan tanah longsor kecil kemungkinan bisa terjadi apabila hutan di Indonesia tidak banyak yang gundul. Menurut data yang telah didapat dari dua ratus juta hektar hutan yang ada di Indonesia enam puluh persen telah mengalami kegundulan yang diakibatkan oleh perambahan hutan yang kurang selektif dan tidak adanya konserfasi lagi.

Meskipun semua dampak – dampak perambahan hutan yang kurang selektif sudah diketahui , masih ada juga pelaku – pelaku yang tidak mau ambil pusing dengan masalah ini dan cenderung memikirkan diri sendiri. Ini terbukti masih adanya kegiatan bongkar muatan kayu yang berada di gudang sekaligus pelabuhan milik Ameng yang berada di daerah Toapaya Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Pada tanggal 18 Desember 2006, SNP sudah memberitakan kegiatan yang dilakukan oleh Ameng , akan tetapi kegiatan Ameng masih aktif dan semakin menjadi. Ini terbukti pada tanggal 30 Desember 2006, SNP terjun langsung kelapangan dan mandapati adanya pemuatan kayu ke atas truck yang siap untuk didistribusikan. Dan menurut keterangan dari para pekerja sekitar gudang sekaligus pelabuhan milik Ameng , kayu – kayu tersebut telah dibongkar dua hari yang lalu dari kapal pada tanggal 28 Desember 2006. Karena pihak SNP ingin mengkonfirmasikan ulang ke Ameng dan tidak pernah ada tanggapan , maka SNP mengkonfirmasikan masalah ini ke Kapolres Tanjungpinang , akan tetapi beliau masih ada kesibukan. Kemudian SNP diarahkan ke Waka Polres Tanjungpinang Bapak Kompol Slamet Hariyadi Sik.MH. Pada pertemuan tersebut , beliau menyambut SNP dengan ramah dan menyatakan bahwa masalah ini akan segera ditindak lanjuti. Di sela – sela pembicaraan dengan SNP , Bapak Kompol Slamet Hariyadi Sik.MH yang lulus tahun 1992 dari AKPOL ini mengatakan “ Kesombongan dari mereka , seolah – olah aparat atau pers selalu mengawasi , jadi mereka cenderung menghindar”.

Selanjutnya SNP mengkonfirmasikan masalah ini ke Kajari Tanjungpinang, akan tetapi karena adanya kesibukan , beliau tidak bisa dijumpai. SNP melanjutkan ke Kantor Bea dan Cukai Tanjungpinang , ternyata pimpinan Bea dan Cukai telah pensiun dan digantikan oleh Pejabat Sementara (PJS), beliaupun tidak ada ditempat sedang keluar.(FNS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar