Senin, 30 Maret 2009

KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KAB, BINTAN SUDAH DIAMBANG BATAS

Pantauan SNP Tanjung Pinang.

KERUSAKAN lingkungan yang parah terjadi di galang batang dan daerah kawal ambruk akibat penambangan liar.dan ada beberapa tempat lain nya akan menyusul. Pemerintah setempat tak berdaya menghentikan kerusakan tersebut. Mesipun mereka tau diantara para penambang tersebut belum memiliki ijin dari dinas pertambangan

Truk-truk besar memadati jalanan yang tidak cukup lebar dari arah simpang korindo menuju arah ke tanjungpinang dan sekitarnya bahkan sebaliknya. Kendaraan-kendaraan itu bergerak ke lokasi-lokasi penambangan bahan galian C berupa pasir di galang batang. Setiap hari sepanjang pekan, terutama saat hari terang. “Bikin kendaraan lain susah lewat jalur ini, selain itu mereka kebut kebutan” tutur seorang pengemudi kendaraan pribadi.

Pemandangan yang sama terlihat juga di pedalaman perkampungan desa malang rapat,. truk-truk sejenis tak berhenti hilir mudik dari lokasi penambangan. Ribuan meter kubik tanah dikikis secara masif dari punggung bukit kawasan itu. Pada saat pemantauan selama beberapa hari, tidak kurang dari 50 lori meninggalkan salah satu titik lokasi penambangan dengan muatan penuh pasir darat “Rutinitas ini sudah dilaksanakan 6 bulan yang lalu, untuk pemenuhan pesanan warga dan ada juga untuk bahan material bangunan rumah sakit propinsi yang dibangun sekarang”urai seorang supir truk roda sepuluh sambil meninggalkan lokasi. Di belakang mereka, punggung bukit yang semula hijau oleh pepohonan berganti wajah; terkoyak oleh mesin penggali, backhoe dan excavator. Leleran lumpur coklat di kaki bukit menciptakan bayangan yang menyedihkan jika hujan mengguyur.

Kerusakan lingkungan di daerah bintan saat ini memang belum begitu terasa dampaknya. Tapi, tengoklah kondisi bekas galian mereka, yang ditinggal pergi oleh penambang terdahulunya, tak obah nya seperti danau buatan yang tak terurus. Selain itu keadaan jalan yang semakin parah akibat sering di lalui oleh mobil- mobil besar yang bermuatan padat, kehancuran itu semua nya di akibatkan oleh penambangan pasir dan batuan yang tidak terkendali.

Kerusakan infrastruktur dan lingkungan hidup yang terjadi di bintan tampaknya belum disadari secara luas. Sekalipun risiko dan kerugian akibat eksploitasi tambang galian C di kabupaten itu sebenarnya sangat besar,

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi kabupaten Bintan, Wan Rudi Iskandar, kepada Koran ini menuturkan Rabu(25/3) ada belasan penambang galian C di wilayah glang batang dan kawal, namun yang dari total sebanyak itu ada 5 penambang saja yang memiliki izin. Namun, yang tidak memiliki izin dua kali lipat dari itu.

Maka, anggaplah usaha penambangan bahan galian C skala besar di Bintan berjumlah 15 unit. Apabila setiap usaha penambangan beroperasi 8 jam sehari, 5 hari dalam sepekan, dan 250 hari dalam setahun, maka kita akan mendapatkan rumus volume produksi totalnya..( TIM)

Rabu, 18 Maret 2009

SETELAH TUMBANG DUA TOWER PENDIDIKAN KEPRI

SETELAH TUMBANG DUA TOWER PENDIDIKAN KEPRI

Tanjungpinang SNP .

Dua Tower Pendidikan di Kepri yang dibangun Tahun 2007 dengan menggunakan Anggaran APBD Propinsi , dengan nilai kontraknya tak diketahui . “ Ambruk “ Pada tanggal 28 / 10 /2008 . Sehingga siaran Televisi Pendidikan ( Educatiaon TV) bagi masyarakat setempat tidak dapat ditayangkan .

Tumbangnya dua Tower Pendidikan tersebut , banyak yang dipertanyakan oleh masyarakat setempat , dugaan yang di investigasi SNP Tower tersebut tidak sesuai dengan besteknya , sehingga Konstruksi Tower tersebut tidak bertahan lama . Tapi setelah SNP croscek lebih jauh dengan menghubungi bapak Kepala Dinas Pendidikan melalui telepon seluler , “ Pak Arifin mengatakan itu musibah alam pak , bukan kegagalan konstruksi, saat itu ada hujan, dan angin yang sangat kencang sehingga tower yang baru setahun digunakan tersebut tumbang.”

Tanggal 28 / 10 /2008 Pak Arifin pernah mengatakan dimedia lokal, kalau dirinya tidak tahu perestiwa tumbangnya tower tersebut . Namun dia sudah meminta Dirjen Pendidikan segera memperbaikinya , “ Kami tidak dapat mengawasinya karena itu proyek pusat , kami hanya merekomendasikan kegiatan tersebut agar dilaksanakan di Kepri katanya .”

Hal itu yang menjadi tanda tanya besar bagi SNP , di media lokal Pak Arifin mengatakan dana proyek tersebut dari Pusat dan kalau masalah tumbangnya tower karena faktor alam . Dan kami pun sudah melaporkan ke Dirjen Pusat untuk diperbaiki,” Ujarnya kesalah satu media lokal . Sedangkan saat SNP menghubungi melalui telepon seluler Pak Arifin mengaku kalau Proyek itu menggunakan dana APBD Propinsi.. Mana yang benar ? masih simpang siur .

Begitu SNP menanyakan sisa dari tower yang lama, seperti rangka tower , tali seling, radar, dan pemacarnya yang tidak bisa dipakai tersebut , “ Pak Arifin langsung mengatakan itukan urusan kepala sekolah , apa lagi masih dilingkungan sekolah masa mereka tidak tahu dibawah kemana”. Dengan nada marah Pak Arifin berjanji akan panggil kepala sekolahnya . “ Saya akan panggil kepala sekolahnya “

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 , Iman Safei mengaku dirinya baru enam bulan , menggantikan Pak Ahadi . Saat diwawancara SNP diruang kerjanya.

Masalah pemasangan Tower saya tidak tahu persis pak, kalau tumbangnya saya tahu , karena waktu itu angin sangat kecang sekali . Setelah itu diperbaiki oleh CV , entah CV mana saya pun tidak tahu persis, yang saya tahu sudah berdiri kembali tower itu .

Dan kalau bapak menanyakan sisa dari tower saya juga tidak tahu , karena pemasangan saja waktu itu hari minggu . Yang lebih jelasnya langsung hubungi Kepala Dinas Pendidikan .” Ujarnya kepada SNP “

Tower Pendidikan yang dibangun menggunakan Dana APBD Propinsi tersebut hanya bertahan sekitar 1 tahun, masyarakat menikmati tayangangannya , sangat fantastik sekali Selanjutnya ambruk , dan tak lama kemudian Tower yang ambruk tersebut dibangunkan kembali menggunakan dana siluman . hal ini perlu di pertanyakan karena setahu kami Dana dari APBD Propinsi tidak mungkin sampai dua kali di cairkan

Dan hingga berita ini kami turunkan keberadaan tower yang lama masih tidak jelas (FNS/ JB)


Kamis, 12 Maret 2009

Jaringan Air Bersih Ala Lingga

Dabo Singkep SNP

Seiring dengan derap pembangunan Nasional , Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Lingga , Propinsi Kepulauan Riau , giat melaksanakan pembangunan sarana / prasarana fisik . Salah satu diantaranya adalah pembangunan prasarana Air Bersih berupa pembangunan jaringan Air Bersih di Kecamatan Singkep . Proyek yang dibiayai dengan dana APBD tahun anggaran 2008 ini menelan biaya sebesar Rp , 4, 955.000.00., Pembangunannya dilaksanakan oleh PT Dwitama Fortuna Perkasa , dengan Konsultan Perencana CV Anisa Engineering Consultant .

Masyarakat setempat pada umumnya menyambut gembira pembangunan jaringan air bersih ini seperti yang diutarakan Jang .seorang warga desa , “ Kami masyarakat setempat , memang mendambakan air bersih sudah sejak lama Ujarnya kepada SNP . Cuma sayang sekali , meskipun pembangunan sudah selesai , hingga berita ini kami turunkan ( 19/02- 2009 ) belum ada setetes air bersih pun yang dapat dinikmati masyarakat . Sementara pembangunan jaringan pun terkesan asal- asalan . Betapa tidak, sebab pipa – pipa pralon yang digunakan tidak di tanam dalam tanah sebagaimana mestinya .

Pipa yang melewati sungai juga hanya ditopang dengan kayu penyangga seadanya , yang tidak bisa menjamin kekuatan yang memadai . Bahkan ada pipa yang pecah tapi masih tetap dipasang , sehingga kalau pun pipa dialirin air tentu lebih banyak air yang keluar .

Wawan, seorang warga desa yang mengaku berpengelaman dalam bidang ini , memperkirakan daya tahan jaringan seperti ini hanya dalam hitungan bulan saja . Lalu apa arti sekian miliar uang rakyat yang digunakan untuk membiayai proyek itu ? PU Kabupaten Lingga memang sangat giat sekali dan turut membangun daearah ini . Namun PU juga giat melakukan pemborosan . ( HS/RO)

Rabu, 11 Maret 2009

PT Telaga Bintan Jaya Ingkar Janji


LOKASI PENAMBANGAN BAUKSIT PT TBJ .DI PULAU PANUBA KAB. LINGGA.

DAN KUMPULAN MASYARAKAT PANUBA YANG DIBOHONGI SURYONO

MERASA KECEWA DENGAN JANJI- JANJI YANG PENUH DENGAN KEBOHONGAN
DABO SINGKEP SNP.

Untuk kesekian kalinya PT Telaga Bintan Jaya ( PT TBJ ), sebuah perusahaan yang melakukan penambangan bauksit di Desa Panuba , Kecamatan Lingga , Kabupaten Lingga , Propinsi Kepulauan Riau , ingkar janji . Demikian seringnya perusahaan ini mengingkari , dari PT terlalu banyak janji .- janji palsu

Kali ini masyarakat Suak Kunting Panuba , yang entah untuk keberapa kalinya kembali dibohongi PT TBJ.

Kisahnya berawal setelah PT TBJ melakukan survey pertambangan bauksit di Desa Panuba ahkir Tahun 2006 , kepada warga Suak Kunting . PT TBJ menjanjikan setelah export yang ke 6 akan membayar lunas semua lahan warga Suak Kunting yang masuk dalam KP ( Kuasa Penambangan ) PT TBJ . Maka setelah PT TBJ melaksanakan Export yang ke 6 dalam bulan Oktober 2008 warga desa pun menagih janji PT TBJ . Ketika itu Direktur Utama PT TBJ , Suryono , berjanji akan melunasi pembayaran pada tanggal 20 bulan itu juga . Namun ternyata janji tinggal janji , Suryono mengingkari janjinya .

Kembali Suryono mengumbar janji akan menyelesaikan semua pembayaran pada tanggal 20 Nopember 2008 ., betapa gembiranya warga Suak Kunting ketika sebelum tanggal itu Suryono mengirim wakilnya , Surya , yang menjelaskan perusahaan dipastikan akan membayar lunas semua lahan setelah pemilik lahan menunjukkan lahannya . Namun sebentar saja kegembiraan itupun sirna , karena meskipun warga sudah menunjukan lahannya , pembayaran pun hanya tinggal janji . Agaknya belum bosan mengumbar janji , Suryono kembali berjanji akan menyelesaikan pembayaran pada 20 Februari 2009, dengan pernyataan bersedia membuat surat pernyataan di depan Notaris .

Warga Suak Kuntingpun bersabar menunggu tanggal 20 Februari 2009 , dan apa yang terjadi pada tanggal itu adalah hanya janji Suryono saja . Untuk datang menemui warga pada tanggal 27 Februari 2009, warga Suak Kunting masih juga bersabar . Pada tanggal 27 Februari ternyata Suryono kembali ingkar janji . Dalam pertemuan dengan warga yang diadakan dikantor desa Panuba , Suryono hanya mengirim wakilnya , Surya, yang tidak bisa menjelaskan kepastian waktu pembayaran lahan . Surya hanya menjelaskan Suryono akan datang pada tanggal 28 Februari jam 13.00 untuk mengadakan pertemuan dengan warga ditempat yang sama . Maka pada waktu dan tempat yang ditentukan itu berkumpullah warga Suak Kunting menunggu kedatangan Suryono . Tapi apa yang di dapat warga adalah hanya kekecewaan , sebab Suryono kembali dengan lagu lamanya , INGKAR JANJI .

Hari itu Suryono tidak nampak batang hidungnya , warga Suak Kunting sudah menunjukkan tingkat kesabaran yang luar biasa , tapi yang didapat hanya kekecewaan karena kebohongan Suryono . Hal senada juga dinyatakan Drs . Zakaria, warga Panuba yang juga anggota Legilatif dari PKS . Zakaria memang sering menjembatani dialog anatara warga desa dengan PT TBJ , namun sejauh ini belum membuahkan hasil Masyarakat sungguh kecewa “ . Begitu ujarnya kepada SNP . Bahkan Mahmud , seorang warga Panuba lainnya , merasa kecewa berat dengan sikap Suryono selama ini. Menurut pengakuan Mahmud kepada SNP , lahannya belum dibayar , padahal sebagian lahan itu sudah digunakan oleh PT TBJ untuk pembuangan Tailing . Menurut catatan SNP , PT TBJ telah 7 kali export , apakah hasil dari 7 kali export itu tidak cukup untuk membayar lahan masyarakat , agaknya tidak demikian . Sebab sejauh pemantauan SNP, PT TBJ selain bergerak dibidang Property juga melakukan eksplotasi pertambangan bauksit dibeberapa daerah di Kabupaten Lingga seperti di Cukas , Bakong , Langkap , Pengambil, Sungai Buluh , Plakak . Ditempat – tempat itu Suryono memberikan uang muka pembelian lahan dan pinjaman kepada pemilik lahan . Diduga uang hasil 7 kali export itu digunakan untuk itu sehingga tidak dapat membayar lahan masyarakat desa Panuba . Seharusnya PT TBJ menyelesaikan dulu pembayaran lahan di Panuba .

Dengan permainan Suryono yang tidak terpuji ini masyarakat seolah kehilangan akal , tidak tahu apa yang harus diperbuat . Sementara Pemerintah Daerah pun sepertinya tutup mata . ( Alias Bermain mata dengan pengusaha bauksit ) . Seharusnya Pemerintah Daerah cepat tanggap dengan kejadian ini , kekayaan alam mereka dikuras , sementara mereka dijejali janji- janji kebohongan belaka. ( HS/ RO )