Sabtu, 27 November 2010

PARA PENDAKIAN BROMO DIBATASI RADIUS 1 KM DARI PUSAT KAWAH .

SURABAYA – Semua pengunjung Gunung Bromo dan para pendaki masih disarankan untuk tidak mendekati Kawah Bromo dalam radius 1 km dari pusat kawah. Berdasarkan laporan pos pengamatan Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, hingga kini status gunung tersebut masih Waspada.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur, Ir Dewi J Putriatni MSc dalam rilisnya, Selasa (20/4/2010) mengatakan, berdasarkan pegamatan selama Bulan April, Gunung Bromo umumnya tampak terang. Namun masih terlihat asap kawah atau sulfatera putih tipis dengan tekanan lemah hingga sedang setinggi 50-75 meter dari puncak kawah. Begitu pula bau belerang masih tercium dengan kepekatan lemah dan sedang.

Suhu udara di kawasan itu berkisar antara 10 derajat celsius hingga 18 derajat celsius. Curah hujan sekitar 157 milimeter dan kadang terjadi angin kencang dari arah timur. Sementara kondisi lebih banyak mendung disertai kabut dan hujan gerimis.

Dia menuturkan, Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai objek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter (utara-selatan) dan sekitar 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Selain Bromo, menurut Dewi, gunung yang berstatus Waspada yakni Semeru. Peringatan dan kewaspadaan juga diberikan pada masyarakat yang tinggal di sekitar gunung tersebut. Diharapkan warga yang tinggal di sekitar Besuk Bang, Kobokan, Sat dan Kembar mewaspadai ancaman bahaya aliran lahar panas maupun dingin utamanya saat musim hujan.

Menurut pengamatan, letusan asap tercatat 63 kali berwarana putih tipis dengan tekanan gas yang lemah setinggi 50-200 meter tertiup ke utara. Dewi menambahkan, bencana lahar dingin Semeru menjadi perhatian Pemerintah Jawa Timur, karena cuaca di gunung tertinggi di Jawa ini sulit dideteksi.(wak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar