Jumat, 10 Juli 2009

PEMBANGUNAN PIPA PDAM TIRTA JANGGI TANJUNG PINANG YANG DIKERJAKAN OLEH CV TIWI KRAMAT DIDUGA TIDAK SESUAI BESTEK



Tanjungpinang SNP

Pembangunan pipa PDAM Tirta Janggi yang menggunakan dana APBD Tahun 2009 sebesar RP .459, 474 ( Empat ratus limapuluh sembilan juta ,empat ratus tujuhpuluh empat ribu rupiah ), dengan kontrak kerja selama 120 hari .

Dengan Nomor perjanjian kontrak : 458/ KPTS/ PDAM / V1 2009 antara PDAM Tirta Janggi dengan CV Tiwi Kramat diduga tidak sesuai bestek . Hal ini diketahui pada tanggal 04/07 / 2009. secara tidak sengaja SNP lewat di km 6 Kota Tanjungpinang . ada ke janggalan dalam pekerjaan penanaman pipa PDAM

Yang mana seharusnya menggunakan pasir minimal setebal 10 cm kanan , 10 cm kiri begitu juga baik keatas maupun kebawah baru ditutup dengan tanah . namun pekerjaan tersebut tidak menggunakan pasir . Adapun kegunaan pasir adalah sebagai stabilizer atau sebagai penompang jika ada beban berat yang menekan , sehingga pipa tersebut tidak gampang pecah . Dwi sebagai orang lapangan mengaku tidak tahu persis pake pasir atau tidakl ? saat ditemui oleh SNP .

Begitu SNP menanyakan mana besteknya ? dirinya langsung mengaku “ benar pak pemasangan pipa ini, memang tidak menggunakan pasir .” Ujarnya “ Selanjutnya Dwi mengatakan untuk lebih jelasnya hubungi pak Bustami saja , sambil memberikan nomor telepon pak Bustami kepada SNP.

Saat dikonfirmasi SNP dikantornya “ Pak Bustami, apakah pekerjaan , penanaman pipa yang saat ini , bapak kerjakan sudah sesuai, dengan besteknya . yah pak sudah sesuai dengan besteknya jawab Bustami “ Berdasarkan informasi yang kami ( SNP) ketahui bahwa penanaman pipa harus dibalut dengan pasir ,dengan ketebalan minimal 10 cm .

Mendengar informasi dari SNP saat itu pak Bustami sengaja sibuk menelpon orang lapangan supaya pemasangan pipa harus menggunakan pasir , padahal sibuk itu hanya untuk aksen saja biar di dengar oleh SNP

.

Dugaan SNP semakin kuat hasil temuan dilapangan sudah jelas- jelas pemasangan pipa tersebut tidak menggunakan pasir.” Walaupun Pak Bustami mengatakan kami akan bongkar kembali beberapa pipa yang sudah dipasang .” Katanya “ Akan tetapi jawaban Pak Bustami tersebut hanya sebagai kamuflase belaka , karena keesokan hari SNP kembali survey kelapangan baru ada setumpuk pasir , yang penggunaanya ibarat menabur beras untuk makan ayam . bukan untuk mengubur ayam? Hal tersebut sangat di sayangkan karena pekerjaan tersebut hanya merugikan masyarakat dan Negara . Sama seperti halnya yang dilakukan oleh PT Langgeng Gina Dwito beberapa waktu yang lalu , yaitu penanaman pipa hitam PDAM , yang tidak sesuai besteknya sehingga saat ini menimbulkan kebocoran di banyak tempat . .

Masyarakat kota Tanjung Pinang pada umumnya , sangat mengharapkan sekali akan adanya fasilitas air bersih , sebagai kebutuhan sehari – hari karena air boleh dikatakan kebutuhan yang paling utama bagi siapapun

Tapi kenyataan krisis air bersih tersebut berlarut – larut hingga kini masyarakat kota Tanjungpinang belum dapat menikmati secara keseluruhan .

Pada saat Drs Andi Nugroho selaku kepala PDAM Tirtajanggi dijumpai SNP di Kantornya mengatakan bahwa beliau tidak tahu persis berapa panjangnya , namun dia mengatakan mungkin sampai ke Taman Makam Pahlawan .

]

Pak Andi , apakah pekerjaan penanaman pipa PDAM yang saat ini di kerjakan oleh CV Tiwi Krama sudah sesuai aturan yang berlaku atau sesuai dengan besteknya? Jawab pak Andi ya pak , karena dilapangan ada juga pegawai kami yang memantau. . Namun jawaban pak Andi tersebut sangat bertentangan dengan hasil temuan SNP dilapangan . Diduga kuat ada permainan antara Kepala PDAM dengan CV Tiwi Krama , untuk menguntungkan diri sendiri .

Karena dilapangan SNP melihat tidak sesuai dengan besteknya, kembali SNP bertanya kepada Pak Andi ,apakah anak buah bapak yang dilapangan ada menerima gratifikasi dari CV Tiwi Krama dan apakah sebahagiannya diberikan kepada bapak ? Sambil memperbaiki posisi duduknya ,dan tertawa seakan dipaksakan dia mengatakan “ enak sekali nuduhnya , tak kalah SNP mengatakan itu kan cuma dugaan karena pasir digunakan hanya sebagai simbol saja . Sebelum berpisah SNP menyarankan agar pak Andi mempunyai satu atau beberapa orang yang bisa dipercaya sebagai tim bayangan / Siluman untuk memantau dilapangan .

Di himbau kepada pihak – pihak terkait agar benar – benar memperhatikan pemasangan pipa tersebut , karena air adalah kebutuhan yang paling utama bagi siapapun. (FNS/JB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar